You are currently viewing Jejak Italy di Indonesia – Raffaella di Marzo

Jejak Italy di Indonesia – Raffaella di Marzo

Secoret cerita tentang aku, mahasiswa Italy yang belajar di Universitas Nasional.
Namaku Raffaella Di Marzo saat ini aku sedang di tingkat akhir masa studiku di Universita l’orientale di Napoli. Aku adalah type perempuan yang aktif, aku senagn sekali bersosialisasi dengan hal yang baru bagiku.
Semua berawal ketika aku sedang bosan di kampus ku, bersantai di taman dengan sebatang coklat yang aku bawa, oh iya coklat adalah teman terbaik untuk bersantai dan berfikir sejenak. Aku teringat dengan temanku yang baru saja pulang dari Indonesia tentang bagaimana Indonesia itu dan kisah seru disaat disana. Dia bisa menemukan segudang buah tropis, bukan segudang justru lebih dai itu jika kita ibaratkan. Bagaimana jika aku pergi kesana? Untuk sekedar berlibur dan atau bahkan aku bisa menikmati pendidikan disana. Dan beruntungnya aku yang mendapatkan kesempatan beasiswa di salah satu kampus swasta terbaik 6 besar yaitu Universitas Nasional dengan jurusan Sastra Indonesia yang terletak di Jakarta Selatan.
Aku tinggal di Tebet bekas tempat tinggal teman aku yang dulu pernah singgah dan belajar di UNAS. Setiap hari aku yang notabene nya seorang mahasiswa dan tidak bekerja di Indonesia, berangkat dan pulang ke kampus dengan menggunakan kereta, ataupun ojek online.
Di kampus, layaknya mahasiswa aku menikmati pelajaran yang dosen berikan, meskipun pada awalnya tidak terlalu paham, tapi dosen dan mahasiswa UNAS sangat membantu dalam proses aku mengikuti pelajaran. Agar Bahasa Indonesia ku semakin lancar, kadang kami pergi untuk sekedar hangout bersama, melihat pertunjukan tradisional atau sekedar jalan – jalan keliling Jakarta, salah satunya adalah Kota Tua. Di Kota Tua aku melihat beberapa sejarah tentang Indonesia, meskipun terik matahari yang selalu menyinari tapi semua itu terbayarkan kepuasanku disana.
Aku memiliki seorang kekasih yang bernama Daniel, dia asli orang Indonesia, AKu tahu dia karena dia pernah juga kuliah di Italy kampus ku, dan itu program beasiswa yang diberikan oleh UNAS layaknya saya beasiswa dari kampus saya untuk ke Indonesia. Yang aneh di Indonesia adalah mereka tidak dapat menunjukan cinta mereka, kalau di tempat saya untuk menunjukan kasih saying itu minimal adalah berciuman di tempat umum, namun itu tidak bisa dilakukan di Indonesia, memang sudah peraturannya seperti itu namun itu yang membuat saya sedikit bete.
Sudah 2 bulan aku di UNAS aku sedikit bosan dengan kegiatan kampus seperti di kampus ku yang tidak ada kegiatan mahasiswa hanya belajar dan belajar, namun Daniel memberitahuku bahwa UNAS memiliki 3 gedung yang salah satunya dekat dengan kampus utama, untuk menghilangkan kebosanan ku, aku meminta teman sekelasku untuk menemani ku ke kampus ke 2 yang dimiliki oleh UNAS. Sesampainya di gedung UNAS 2, aku kaget karena ada mahasiswa yang seperti bercocok tanam. Pikiriku ?memang boleh mahasiswa melakukan itu heran ku. Temanku memberitahuku bahwa mereka adalah mahasiswa jurusan pertanian yang sedang melakukan kegiatannya. Aku sempat heran karena kupikir hanya petani saja yang bercocok tanam, dan ternyata ada universitas yang peduli dengan hal itu. Teman ku juga memberitahuku bahwa di gedung ke 2 yang dimiliki UNAS terdapat Lab Radio, Lab Fotografi, dan Lab TV. Dan aku baru tahu ternyata tidak hanya kerja sama internasional nya saja yang baik, namun terdapat kegiatan ? kegiatan mahasiswa yang bermanfaat selain belajar dan dapat menghasilkan sesuatu. Hari itu pun hilang kebosanan ku karena melihat kegiatan UNAS yang begitu banyak bernamfaat.
Sudah hamper selesai masa belajarku di Indonesia, itu artinya sudah waktunya aku kembali ke Italia. Senang bisa belajar bahasa Indonesia dan mengenal budaya dan tradisionalnya. Enggan rasanya meninggalkan Indonesia karena masih banyak sekali yang belum aku pelajari di Indonesia terutama kampus Universitas Nasional ini yang aku dengar sudah memiliki lisensi perlombaan festival film pendek di Beijing, China.
Sebelum berkemas, teman satu kelasku di Universitas Nasional member cendramata sebagai bentuk kenang – kenangan yang khusus dipersembahkan untukku katanya. Sebuah kain yang bercorak bagus yaitu “batik” yang sangat indah dan cantik, tentu aku suka karena itu salah satu budaya Indonesia.
Masa studiku memang berakhir namun bukan berarti perjalananku di Indonesia pun berakhir, masih banyak untuk mempelajari apa saja yang dimiliki Indonesia. Keragaman budaya, keramah – tamahan masyarakatnya. Aku janji pada diriku, aku pasti kembali lagi ke Indonesia, pasti.

Leave a Reply